Untukmu.

Larilah sebisa mungkin selama masih ada ruang untukmu, namun kesempatan yang sama terjadi satu kali dan sulit mendapatkan kesempatan yang sama kecuali terjadi sebuah keajaiban, tapi ini bukan di negeri dongeng, ini perjalan realita, bukan sebuah uji coba.

Kamu boleh menghindar dengan segala cara yang ada, jika aku masih bisa akan aku usahakan yang bisa kulakukan, ini bagiku adalah sebuah perjuangan yang harus dijalani untuk memperoleh sebuah kepercayaan. Aku tidak tau maksud sebenarnya apa, tapi yang kutahu saat ini aku dituntut untuk berjuang demi dirimu, ketahuilah perjuanganku ini harus dibayar dengan harga mahal.

Tapi kenapa seetiap yang kamu lakukan adalah penolakan terhadap kehadiranku bukan ujian untuk kedatanganku, apa sih sebenarnya maksud dari perlakuanmua?. Jika kamu memang tidak ingin dengan kehadiranku lebih baik katakana saja itu lebih baik, tapi jika itu memang ujian yang kamu berikan aku akan perjuangkan selagi aku masih bisa bertahan, mungkin kamu yang ditakdirkan tuhan.

Lama-kelamaan aku terbiasa juga kok.

Hidup ini memang subuah ujian, bukan hanya ujian darimu tapi setiap Langkah yang kulakukan adalah ujian karena aku tau setiap ujian yang menerpa pasti ada hikmah, ada manfaat yang besar, ada pelajaran yang menjadi pengetahuan kehidupan.

Lakuknlah..!

Sebisa mungkin lakukan yang harus kamu lakukan, aku juga akan melakukan apa yang bisa aku lakukan. Namun satu hal yang tidak boleh kamu lakukan aku juga punya batas kesabaran, suatu saat kamu akan kehilangan orang yang berjuang sungguh-sungguhh dan rela bertahan karena kamu terlalu berlebihan, bahkan hal baik saja jika terlalu berlebihan adalah tanda sebuah kebohongan. Saat ini kesabaranku masih bisa pertahankan, tenang saja..!

Kamu memberi banyak ujian aku mendapat banyak pelajaran, setimpal bukan!.

Terima kasih….

Kamu mengajarkanku banyak hal meski bukan secara terang-terangan, sebenarnya aku ingin berhenti bertahan tapi aku juga ingin melihat seberapa lama kamu bisa memegang prinsipmu itu hingga kamu berani berkata “aku sudah bosan”, kamu mengujiku aku tidak usah mengujimu kebenarannya akan terlihat kepermukaan secara perlahan, aku hanya perlu waktu untuk memancingmu mengatakan kebenaran, bukan sebuah rasa kasihan.

Lakukanlah..!

Aku tidak suka jika kamu seperti ini, aku lebih suka kebenaran meskipun itu tidak diharapkan, tapi kadang itulah yang memberiku sebuah kebijjaksanaan.

Kenyataan..

Itu yang aku butuhkan bukan sebuah kepura-puraan, jangan terlalu lama bersandiwara itu tidak baik, karena juga berakibat kepada dirimu. Jangan membohongi diri sendiri demi kebahaguiaan orang lain, tidak semua orang punya kepribadian yang sama.

Berkali-kali aku katakana.

Setiap waktu aku sudah katakan, katakana yang sebenarnya. Meski kamu sudah berkata yang sbenarnya tapi mengapa kata-kata itu seperti sebuah keterpaksaan, lagi-lagi kamu berbohong pada dirimu bukan, jujur saja aku mengerti dengan yang kamu katakana, tapi aku takut jika aku singgah tanpa berpamitan akan menjadi kesempatan bagimu untuk meremhkan.

Sebaiknya kamu cepat katakan, aku juga bosan jika kamu terus-terusan menggunakan topeng, aku ingin dirimu yang sebenarnya, buakan alasan bukan penghargaan.

Lakukanlah, berkali-kali sudah aku katakana….

Aku juga siap menerima kenyataan, bahwa memang itulah yang sebenarnya, aku tidak mengerti maksudmu apa, aku hanya bisa merekanya dengan rindakan yang kamu lakukan. Karena setiap yang kamu lakukan meninggalkan sebuah pertanyaan bagi diriku..

Aku selalu memikirkan jawabnnya, dan semuanya Kembali pada diriku, apa aku yang harus pergi duluan jika itu yang kamu inginkan?. Tapi jika bukan itu yang kamu inginkan berhentilah untuk memberiku pertanyaan, pertanyaan darimu sudah sangat banyak, sudah aku kumpulkan sehingga tidak bisa menemukan jawaban…..

What?

Apa yang harus aku lakukan?

Bahkan seorang dengan seribu  carapun akan mengalami kebuntuan jika kamu tidak memberikan sebuah penjelasan dari apa yang kamu lakukan, sebuah kepercayaan dalam hubungan memang sangat diutamakan, jika kepercayaan bersebelahan tunggu saja ketidak betahan.

Jangan kamu lupakan manusia punya batasan, berkali-kali kamu katakana “jika kuat”, [asti kuat kok, yang aku takutkna hanya kesabaranku menuntut untuk mengahiri sebuah perlakuan yang melebihi kodrat, lakukanlah permainanmu.

Aku akan memaksamu mengatakan kebenaran dari dalam bukan dari alasan, kali ini aku akan mencoba bertahan karena bisa saja ini memang ujianmu bukan tanda darimu, semoga saja ini ujian yang kamu berikan bukan tanda yang sudah lama kamu pikirkan.

Sudah baca bukan?, bisa jadi ini pemikiran, juga tidak mungkin ini pengalaman..\

Next……………..

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama