Atap kamar putih yang mengisi waktu luang dalam suasana kesepian membuat diriku merenungi jalan hidupku yang tak menemukan tentu arah kemana aku harus berjalan, layaknya seorang pemikir aku memikirkan masa depan akan seperti apa sayangnya hari ini aku sedang mengundi nasibku di daerah yang padat akan kekerasan, tidak ada kata kepedulian kecuali punya kekuasaan dan uang, hidupku ini sekarang menjadi pertaruhan sejak kemaren aku memilih unyuk tinggal diperantauan.
Apa boleh buat selain melamuni ketidak pastian segelas kopi hangat sangat cocok menjadi teman dikala kesepian memenangi keadaan dalam perantauan, selain kekosongan rasanya berat jika harus berjalana dikota perantauan tanpa sandaran, mengandalkan diri sendiri saja begitu naif rasanya, apa yang bisa diandalkan dari diriku?.
Setiap waktu yang aku lewatkan sekarang hanya sebuah persiapan sederhana untuk hari esok, bila mana nasib menuntunku kepada kegagalan setidaknya aku sudah mencoba meraih kebahagiaan dengan harga perjuangan melampaui ketidakbiasaan dalam hidup yang dijalani manusia lain. Layaknya seorang pejuang sejati tapi aku tidak pantas jika disebut sebagai seorang pejuang kaerena hobiku hanya melamuni ketidak pastian, tapi aku juga sedang berjuang meski tidak sampai meraih impian, setidaknya aku tidak belajar menjadi seorang pecundang.
24 jam.
Setiap harinya aku akan melewati waktu sebanyak 24 jam lamanya, selain sadar posisi aku juga sadar materi bahwa sebenarnya ini bukanlah seharusnya yang aku lewatkan tapi aku ingin sebuah pengecualian terhadap diriku, hanya diriku. Kali ini saja aku akan mengusahaknnya dengan kesungguhan dan kejelian supaya masa yang telah terjadi tidak menjadi kenyataan untuk dua kali, cukup satu kali saja. Kelalaian bisa saja terjadi kepada siapa saja, tak menentu orang yang berpangkat dan juga seorang birokrat ala mini tidak memihak pada kekuasaan tapi memihak pada perintah tuhan, siapa saja akan mengalami kegagalan dalam hidupnya hanya mereka memilih untuk berhenti dan memilih untuk berdiri Kembali, itulah pilihan.
Setiap lamunan yang tercipta dalam hayalan rasanya indah sekali jika menjadi kenyataan, hanya orang bodoh yang berharap hayalan itu menjadi sebuah kenyataan, dan kenyataanya aku adalah orang bodoh yang masih mengharapkan lamunan hayalan itu menjadi sebuah kenyataan. Jika keajaiban terjadi secara tiba-tiba pada diriku maka hal yang akan aku ucapkan adalah lamunanku itu menjadi sebuah kenyataan agar orang-orang yang menertawakan menjadi segan dan tidak punya kemampuan untuk menertwakan, aku ini konyol, Bagaimana mungkin hal itu bisa menjadi kenyataan.
Penantian akan sebuah harapan akan sangat mengesankan bila kata “kegagalan” tidak muncul kepermukaan untuk membuat kacau keadaan, bagaimana mungkin kata “kegagalan” tidak akan pernah mengacaukan keadaan jika masih ada perjuangan yang mengharapkan sebuah “keberhasila”. “kegagalan” dan “keberhasilan” merupakan hal yang berkesinambungan, jika manusia menginginkan kebahagiaan dalam sebuah keberhasilan makan akan diwarnai dengan “kegagalan” yang menjadi kekecewaan.
Jangan mengharap kepada ketidak pastian, gunakan kemampuan untuk meraih sebuah keberhasilan bukan lamunan yang menjanjikan ketidakpastian.
Posting Komentar