Kehidupan tidak akan terlepas dari rasa lelah dan tidak akan berhenti meskipun kamu menyerah itu adalah jalan tengah yang harus dijalani, meskipun terpaksa harus pasrah.
Diterpa terus menerus, dipaksa untuk pura-pura meski bukan seharusnya, karena itulah hidup sesungguhnya. Bukan yang seperti diimpikan lalu jadi kenyataan, sayangnya kamu bukan tuhan, cukup "kun fayakun" ada maka langsung ada, Istilahnya "harapan tidak sesuai dengan kenyataan".
Bisa saja kamu berpura-pura ketika didepan mata tapi tuhan bisa mengetahui sandiwara kecilmu itu, tuhan itu nyata, kamu tau bahwa tuhan itu ada tapi kamu pura-pura tidak tau tuhan seperti meniadakan tuhan.
Pura-puramu hanyalah sandiwara bukan ekspresi nyata yang membuat manusia percaya tapi malah menjadi gelap mata, selamat bersandiwara dan selamat berpura-pura.
Kamu harus berusaha meski kadang harus pura-pura, 'pura-pura apa?'. Ketika kamu dewasa pura-puralah untuk selalu bahagia karena dewasa itu ternyata menyedihkan bukan menyenangkan seperti yang diimpikan ketika masih kanak-kanak, itu sebuah tuntutan bukan keharusan ataupun permainan seperti politik negarawan yang baik jika ada wartawan tapi sebenarnya mereka sedang melakukan pencitraan.
Sesuatu yang membuatmu berubah adalah sebuah cobaan dan peringatan yang terus menghalang.
Jika kamu tuhan kamu bisa membolak balikkan keadaan bahkan suatu pernyataan bisa dibenarkan sendiri tanpa meminta sebuah pertimbangan, tapi itu sebuah khayalan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Posting Komentar